Kamis, 01 Desember 2011

MAKALAH ILMU TERNAK KERBAU

PENDAHULUAN

Kerbau merupakan salah satu jenis ternak penting di Indonesia, kegunaannya sangat beragam mulai dari membajak sawah, alat transportasi, sebagai sumber daging dan susu, sampai dengan kulitnya digunakan sebagai bahan baku industri. Populasi ternak kerbau di Indonesia sekitar 2,5 juta ekor. Namun populasi ternak kerbau di Indonesia mengalami penurunan. Data selama tahun 1985-2001 menunjukkan bahwa populasinya menurun drastis dari 3,3 juta ekor pada tahun 1985 dan menjadi hanya 2,4 juta ekor di tahun 2001 atau mengalami penurunan populasi sebesar 26%. Namun demikian, populasi ternak kerbau di Pulau Sumatera agak meningkat dari 1,1 juta ekor menjadi 1,2 juta ekor di tahun yang sama atau mengalami pertumbuhan populasi sebesar 9%. Hal ini membuktikan bahwa kondisi alam dan sosial budaya masayarakat Pulau Sumatera memberi tempat yang layak untuk pengembangan ternak kerbau.
Sistem pemeliharaan ternak hanya dengan cara mengandangkan ternak pada malam hari dan digembalakan pada siang hari di sawah-sawah atau diikat pindah di kebun dan di lahan penggembalaan. Umumnya petani menambah rumput alam yang dipotong dan diberi dalam kandang di sore hari. Ternak yang dipelihara secara ikat pindah selama siang hari maka biasanya pada malam harinya masih diberi tambahan berupa rumput potong sekitar 20 kg/ekor. Sedang bagi kerbau yang dikandangkan terus menerus, diberikan hijauan dua kali lebih banyak. Di beberapa tempat, kerbau dimandikan sekali sehari oleh anak-anak petani di waktu sore. Sesekali ternak kerbau juga diberi kesempatan untuk berkubang.
Kerbau betina umumnya beranak pertama kali pada umur 4 tahun dengan lama kebuntingan 10,5 bulan. Bila pakannya cukup memadai maka 3-4 bulan setelah melahirkan induk kerbau biasanya sudah dapat dikawinkan lagi. Sebagian petani melaporkan jarak beranak selama 14 bulan. Namun umumnya ditemui bahwa usia kebuntingan induk sekitar dua bulan pada saat anak sudah berumur setahun. Dengan demikian jarak beranak menjadi 21 bulan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat reproduksi kerbau hanya mencapai 60%. Apabila dikelola dengan baik maka jarak beranak dapat dipersingkat lagi, terutama dengan penyediaan pakan yang memadai bagi kebutuhan induk dan bagi produksi susunya.











PEMBAHASAN

Kerbau adalah binatang memamahbiak yang masih termasuk dalam subkeluarga bovinae, kerbau merupakan modifikasi antara bentuk antelope dan sapi, yang ada di Indonesia, berdasarkan penelitian Mason, 1969, kerbau dibagi menjadi 4 golongan yakni :
1. Anoa (bubalus depresicronis), khususnya terdapat di Sulawesi
2. Borneo bufallo (Bubalus arneehosei), khususnya kerbau lumpur yang terdapat di Kalimantan.
3. Kerbau banteng Delhi, merupakan kerbau yang terdapat di Sumatera dan dikenal ebagai kerbau sungai
4. Bos Arni adalah kerbau yang di Asia Tenggara dan hampir identik dengan kerbau lumpur dan merupakan keturunannya.

Secara umum kerbau terbagi atas 4 spesies :
v  Bubalus Bubalis (kerbau India)
ü  Kerbau liar India dapat ditemukan di India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan dan Thailand.
ü  Kerbau ini memiliki tanduk yang sangat besar dengan rata-rata 1 m ukurannya.
ü  Seekor kerbau yang ditembak pada tahun 1955 memiliki tanduk yang ukurannya dari ujung ke ujung mencapai 4,24 m. Ini juga salah satu sebab mengapa kerbau jarang diserang oleh hewan pemakan daging.

v  Bubalus mindorensis tamarraw (kerbau Philipina)

v  Bubalus depressicarnis /anoa( kerbau Sulawesi Utara dan tengah)
Anoa adalah hewan khas Sulawesi. Ada dua spesies anoa yaitu: Anoa Pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa Dataran Rendah (Bubalus depressicornis). Keduanya tinggal dalam hutan yang tidak dijamah manusia. Penampilan mereka mirip dengan kerbau dan memiliki berat 150-300 kg.
Sejak tahun 1960-an berada dalam status terancam punah. Diperkirakan saat ini terdapat kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa sering diburu untuk diambil kulitnya, tanduknya dan dagingnya. Anoa Pegunungan juga dikenal dengan nama Mountain Anoa, Anoa de Montana, Anoa de Quarle, Anoa des Montagnes, dan Quarle's Anoa. Sedangkan Anoa Dataran Rendah juga dikenal dengan nama Lowland Anoa, Anoa de Ilanura, atau Anoa des Plaines. Anak anoa akan dilahirkan sekali setahun

v  Bubalus caffer/ syncerus (kerbau Afrika Selatan0

Beberapa pakar kerbau mengelompokkan kerbau menjadi 3 sub spesies yaitu :
1.      Kerbau sungai (Bos bubalus bubalis) asal Asia Selatan


Secara umum kerbau jenis ini memiliki ciri sebagi berikut ;
(1)   memiki kulit hitam pekat;
(2)   tubuh padat dan pendek, leher dan kepala relative kecil;
(3) punggungnya lebar:serta
(4) tanduk melingkar rapat seperti spiral.

2.      Kerbau Rawa (Bos Carabanesis) asal Asia Tenggara


Kerbau ini memiliki ciri sebagai berikut:
1) Warna kulit coklat kehitam-hitaman
2) Tubuhnya relatif pendek dan
3) Kaki pendek serta tanduknya agak melenkung


3.      Kerbau Liar (Bos bubalis) asal masih di temukan di Asia Tenggara dan Sekitarnya



POPULASI KERBAU TERBANYAK DI iNDONESIA


Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau 2011 (PSPK2011), populasi kerbau terbesar terdapat di pulau Sumatera dengan jumlah 512816 ribu ekor atau 39,30 persen dari total populasi kerbau Indonesia.

Tabel populasi kerbau menurut provinsi berdasarkan Hasil Awal PSPK 2011
Provinsi
sapi
Potong
sapi
perah
kerbau


populasi
%
populasi
%
populasi
%
Sumatera
2724364
18,40
2388
0,40
512816
39,30
1.Aceh
462840
3,13
31
0,01
131494
10,08
2.Sumatera utara
541 688  
3,66
897
0,15
114 289
8,76
3.Sumatera barat
327 009 
2,21
489
0,08
100 310
7,69
4. Riau
159 855
1,08
172
0,03
37 716
2,89
5. Jambi
119 877
0,81
81
0,01
46 535
3,57
6. Sumatera Selatan  
246 295
1,66
154
0,03
29 143
2,23
7. Bengkulu 
98 953
0,67
244
0,04
19 969
1,53
8. Lampung  
742 776
5,02
201
0,03
33 124
2,54
9. Kep. Bangka Belitung 
7 733
0,05
119
0,02
222
0,02
10. Kepulauan Riau
17 338
0,12
-
0,00
14
0,00
Jawa 
7 511 972
50,74
592 436
99,21
363 008
27,82
11. DKI Jakarta
1 691
0,01
2 728
0,46
192
0,01
12. Jawa Barat
422 980
2,86
139 973
23,44
130 089
9,97
13. Jawa Tengah 
1 937 550
13,09
149 931
25,11
75 674
5,80
14. DI Yogyakarta
375 548
2,54
3 523
0,59
1 205
0,09
15. Jawa Timur
4 727 303
31,93
296 262
49,61
32 705
2,51
16. Banten
46 900
0,32
19
0,00
123 143
9,44
Bali dan Nusra
2 101 521
14,19
194
0,03
257 587
19,74
17. Bali
637 473
4,31
139
0,02
2 181
0,17
18. Nusa Tenggara Barat
685 810
4,63
18
0,00
105 391
8,08
19. Nusa Tenggara Timur
778 238
5,26
37
0,01
150 015
11,50
Kalimantan
437 273
2,95
365
0,06
41 541
3,18
20. Kalimantan Barat
153 186
1,03
223
0,04
3 173
0,24
21. Kalimantan Tengah
54 648
0,37
-
 0,00
6 491
0,50
22. Kalimantan Selatan
138 691
0,94
110
0,02
23 843
1,83
23. Kalimantan Timur
90 748
0,61
32
0,01
8 034
0,62
Sulawesi
1 771 848
11,97
1 741
0,29
110 393
8,46
24. Sulawesi Utara
86 770
0,59
22
0,00
-
0,00
25. Sulawesi Tengah
230 682
1,56
8
0,00
3 271
0,25
26. Sulawesi Selatan
983 985
6,65
1 690
0,28
96 505
7,39
27. Sulawesi Tenggara
213 736
1,44
-
 0,00
2 492
0,19
28. Gorontalo
183 853
1,24
8
0,00
13
0,00
29. Sulawesi Barat
72 822
0,49
13
0,00
8 112
0,62
Maluku dan Papua
258 075
1,74
11
0,00
19 671
1,51
30. Maluku
73 975
0,50
-
0,00
17 568
1,35
31. Maluku Utara
60 840
0,41
-
0,00
863
0,07
32. Papua Barat
41 464
0,28
-
0,00
1
0,00
33. Papua
81 796
0,55
11
0,00
1 239
0,09
INDONESIA
4805053
100,00
597135
100,00
1305016
100,00



1 komentar:

  1. PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO

    menyediakan ENZYMPRO untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro

    BalasHapus